Hai mantemaaaaaan semuanya. Jihan disini lagi belajar jadi penulis hehe.. bantu support yak! ;) silahkan koment sebagai masukan yang baek buat jihan. CerBung ini judulnya Love Always in My Heart *maap kalo salah nulisnya :D nyok langsung aja :)) selamat membacaaaa.
Part1
Pagi yang cerah ini sangat mendukung dengan suasana hati murid-murid SMA PUTRA PRATIWI yang ceria. Mentari pagi yang mulai menyiramkan sinar panasnya, tak membuat mereka berhenti bersemangat.
"Vi, Jihan.. tungguin gue napa!" teriak Gea.
"Eh, gilak ya kalian! Ga kasian apa sama gue dari tadi teriak-teriakan lari-larian ngejar kalian! heuh.." Ucap Gea sambil mendekati Vivi dan Jihan.
"Sorry deh, ge. Sorry.. kita dari tadi gak tau kalo lu teriak-teriakan kaya orang gila buat manggil kita! Iyakan Ji?" Jawab Vivi
"Iya Gea cantik! Eh, lu dateng-dateng bukannya ucap salam malah marah-marah gitu. Kemasukan jin apa kamu neng?" kata Jihan sinis.
"Gapapa aja doong. Yaudah deh, Assalamualaikum temen-temen Gea yang baek" sahut Gea sambil mencium kedua pipi temannya itu.
"Eh, apa-apaan ini ge? Jijik tauk!" ucap Jihan sambil ngelap pipinya yang tadi dicium Gea.
"Hehe.. kan kalo sama temen itu kita harus saling menyayangi. Betul ga?" Jawab Gea cengengesan.
"Iya sih harus saling menyayangi. Tapi bukan gini caranya neng t e l m i!" kata Jihan.
"Teruss?" jawab Gea singkat.
"Udah udah udah.. Ga denger apa tadi bel masuk udah bunyi. Sekarang cepet kita masuk kelas, daripada dihukum sama Pak Jody" usul Vivi.
Akhirnya Jihan, Gea, dan Vivi pun masuk ke kelasnya. Oh yaa.. mereka bertiga itu adalah murid kelas X 1. Mereka punya geng yang dinamakan JKM354.
Suasana di dalam kelas X 1 memang selalu gaduh. Satu sekolah tau akan hal itu. Sampai ketika guru Bahasa Indonesia mereka masuk, baru mereka bisa diam dan merapatkan mulutnya serapat mungkin. Kelas mendadak sepi seperti di kuburan.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Jody.
"Pagi Pak!!" sahut anak-anak kelas X 1.
Yap.. Pak Jody. Siapa sih yang ga kenal sama Pak Jody guru Bahasa Indonesia super zuper galak dan punya ciri khas kumis yang 'tebal' itu? :D. Semua murid di SMA PUTRA PRATIWI udah tau karakternya Pak Jody, so.. ga ada satupun orang yang berani sama dia kecuali 'Presiden'. Sekali salah, pasti langsung kena semprot *emangdikateape-___-
"Baik anak-anak. Hari ini kita akan belajar membaca puisi. Semua harus kegiliran membaca puisi di depan kelas ya!"
Gea yang mendengar ucapan Pak Jody langsung bengong, gak percaya sama apa yang dikatakan Pak Jody.
"Hah?Puisi?" ucap Gea setengah berbisik.
"Emang nape Ge? Seru kalii!" Jihan yang sebangku dengan Gea langsung berbisik padanya.
Perasaan Gea sekarang uda ga karuan, katanya sih GALAU tingkat semesta. Berbeda dengan Gea, Jihan yang bernama lengkap Dzillin Jihan dan Vivi yaitu Windi Vivi Alviana sangat tertarik dengan puisi. Bahkan mereka pernah menjadi juara di sekolahannya.
Gea memang suka pelajaran Bahasa Indonesia, tapi NO untuk puisi.
"Udah neng, tenang aja! Ga usah pake wajah 'madesu' gitu kali. Jelek tau jadinya!" Ucap Jihan menenangkan Gea.
"Iya, Ge. Kamu pasti bisa baca puisinya dengan baik kok. Kita doain deh semoga baca puisinya lancar dan enggak dapet semprotan dari Pak Jody" tambah Vivi.
"Amin amin amiiin.." jawab Gea dan Jihan.
Keringet dingin Gea mulai keluar. Apalagi setelah dapet giliran membaca puisi di depan kelas.
"Ayo Gea! CUPHACABRA!" Jihan dan Vivi memberi semangat.
Gea pun menghela nafas panjang, dan tersenyum masam.
Setelah beberapa menit akhirnya Gea selesai membaca puisi. Kemudia Ia duduk di bangkunya kembali.
"Tuh kan, ge. Gakpapa kan?" Hibur Vivi.
"Gak papa.. gak papaa.. Jantung gue mau copot tauk!" Ucap Gea sinis sambil ngelap keringet di wajahnya yang cantik itu.
"Haha.. Lucu kamu Ge! Baca puisi aja kaya yang dikejar sama orang gila kamu" Ucap Jihan sambil ketawa.
Untuk yang kali ini Gea gak bisa jawab, dia hanya 'manyun' sambil terus-terusan ngelap keringet yang ada di bagian wajahnya.
"Ayo.. yang selanjutnya untuk Jihan!"
Jihan menghela nafasnya, dan memberanikan diri maju ke depan kelas untuk membacakan puisi.
"Untuk Ibu di seluruh dunia" ucapnya singkat.
Kemudian dia membacakan sepucuk puisi tentang Ibu.
Malaikat Tak Bersayap
Sehalus sutra kau membelaiku
Sehangat mentari pagi kau memelukku
Tatapanmu membuat semangat hidupku
Harapku, selamanya bisa denganmu
Bunga yang kau beri takkan pernah layu
Disetiap detak jantungku teringat namamu
Malaikatku ...
Kau adalah denyut nadiku
Tapi kini awan menjadi mendung
Tubuhmu diam bagai patung
Kau hanya terbaring lemah tak berdaya
Dan dukapun menyeliputi dunia
Dimana cahayamu berada
Angin yang kau hembuskan kini tlah tiada
Semua telah pudar
Telah sirna dihantam ombak
Malaikatku ...
Aku rindu akan hadirmu
Datanglah dimimpiku nanti
Hanya seuntai doa yang bisa kuberi
Tepuk tangan yang membuat gaduh kelas X 1 kini terdengar lagi. JIhan yang masih di depan kelas hanya tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Vivi dan Gea yang berada di bangkunya masing-masing mengacungkan kedua jempolnya, tanda mereka bangga pada Jihan.
"Sukses deh Ji!" ucap Gea sambil senyum yang membuat dirinya tambah cantik.
"Sumpah, tadi lu keren banget!" Seru Vivi sambil nepuk pundak Jihan.
"Thanks ya guys" jawab Jihan sambil senyum.
"Oia, Vi. Bisa gak distop mukul pundak gue? Sakit odoong!" kata Jihan sedikit jengkel.
*teeeet teeeeeeet teeet*
Bel istirahat pun berbunyi.
Anak-anak JKM354 pun keluar kelas menuju kantin.
~BERSAMBUUNG..
Ok! Part 1 dicukupkan sekian. Silahkan koment. Terimakasih. Wassalaaam :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.