Selasa, 06 Maret 2012

Kesenian Tradisional Calung


Samlekoom.. huhuu, ada tugas bahasa Sunda nih -,- Suruh nyari makalah tentang kesenian tradisional yang ada di JaBar. Yauda deh Jihan cari, eh setelah beberapa menit Alhamdulillah diriku menemukannya :D Rencananya mau diprint, tapi mengingat print.an Jihan lagi rusak, yauda Jihan share aja dulu ke blog diriku ini. Semoga ada manfaatnya yaak :) Wassalam..




” Calung ” Kesenian tradisional Sunda yang terlupakan

Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. (Sumber : Wikipedia )
Artist yang terkenal dengan keterampilan menyanyi dan bermain calung adalah Hen Darso. Beliau dan grupnya biasa diundang pada acara hajatan atau acara – acara lainnya. Suaranya yang merdu ditambah dentingan calung yang diiringi gamelan Sunda sunggguh enak didengar telinga. Biasanya tema lagunya tentang percintaan. Kelangkaan pemain Calung itulah yang membuat Hen Darso menjadi legenda hidup kesenian calung di Jawa Barat terutama kabupaten Garut.
Keterkenalan Hen Darso dengan calungnya juga sampai ke Jawa Tengah, termasuk kampung saya. Walaupun desa saya masuk kabupaten Cilacap Jawa Tengah, tetapi budaya dan kesenian Sunda juga berkembang di tempat saya. Mulai dari Wayang Golek, Ronggeng, Degung dan Calung.
Pada waktu itu saya kelas 5 SD ( tahun 87-an ), dikampung / dusun saya akan ada acara Halal Bi Halal yang sudah rutin diadakan pada hari ke-2 setelah Lebaran. Acaranya sendiri digagas oleh para muda mudi yang tergabung dengan Himpunan Pemuda Pemudi dan Mahasiswa Cimanggeng 1 ( HIPCI ). Sementara dananya merupakan sumbangan dari masyarakat, iuran anggota HIPCI dan sumbangan dari para pemuda pemudi asli dusun Cimanggeng 1 yang merantau ke luar daerah seperti Jakarta, Bandung dan sekitarnya yang biasanya pulang kampung begitu Lebaran tiba. Untuk keseniannya sendiri dimainkan oleh anak-anak SD dan SMP. Beberapa ada yang sudah SMA.
Salah satu kesenian yang akan ditampilkan pada waktu itu adalah Calung, selain Sisindiran, Ketuk Tilu, Jaipongan, Disko, dan Pantomim . Saya sendiri masuk dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk memainkan alat musik Calung tersebut. Dalang yang merupakan pemain yang membawa Calung paling lengkap akan dijabat teman saya.:) saya sendiri sebagai asisten dalang. :) untuk menjadi Dalang yang juga merupakan pemimpin harus mahir bernyanyi dan mempunyai jiwa kepemimpinan, karena dia nantinya akan memimpin kelompok-nya dalam seni peran. Pemain yang ke-5 biasanya adalah orang yang paling lucu.
Dalam rangka acara Halal Bi Halal tersebut kami berlatih setiap seminggu sekali. Kang Tarsim sang pelatih mengajarkan kami cara menabuh atau memukul calung untuk mengiringi penyanyi, gerakan – gerakan supaya kompak dan juga lawakan -  lawakannya. Untuk menambah kemeriahan, dalam kesenian Calung juga ada lawakan-lawakan atau dalam bahasa sunda Bobodoran. Dalam skenario dalam Bobodoran, sang Dalang menjemput seorang wanita yang kemudian dititipkan sama anak buahnya yang sebelumnya diminta untuk menghibur para pemain dan juga para penonton yang terdiri dari masyarakat dan para tamu undangan kemudian menjadi rebutan para anak buahnya. Segar banget kalo melihatnya secara langsung. :)
Setelah Maghrib saya sudah siap-2 berangkat ke Balai Dusun. Malam ini acara Halal Bi Halal dilaksanakan. Kebetulan cuaca mendukung sekali. Langit yang cerah sudah dihiasi bintang-bintang berkelip. Dibawah lembayung senja saya berjalan menuju balai dusun. Kostum dan peralatan lainnya sudah disiapkan. Di Balai Dusun ternyata sudah ramai. Para pedagang sudah berjejer dipinggir jalan. Mulai dari Bakso Mang Tahyan, soto, pecel, kupat tahu, kacang rebus dan banyak lagi pedagang lainnya. Maklum setelah 1 bulan berpuasa jarang sekali ada hiburan dikampung saya. Suara Diesel yang digunakan untuk penerangan menderu-deru dikejauhan menambah riuh suasana. Para Tamu undangan sebagian juga sudah datang. Kepada dusun, bapak RT dan RW sekampung saya juga sudah hadir, ditambah para sesepuh dan undangan lainnya juga sudah menempati kursinya masing-masing. Tak lama pak kepala desa juga hadir disertai beberapa aparatnya.
Pukul 8:00 Acara dimulai. Sang pembawa acara membacakan susuna acaranya. Setelah pembukaan, pembacaan ayat suci al-Quran, dan sambutan-sambutan, acara hiburanpun dimulai. Neng Heni muncul diPanggung yang sudah dihiasi lampu kelap kelip dengan kebaya yang angggun membuka acara kesenian dengan tarian Jaipongan. Gerak tubuh gemulai dan irama kendang berpadu menghasilkan suatu seni yang indah. Setelah Jaipongan, sang penata Acara memanggil para pedisko yang terdiri dari anak-anak kecil. Gelak tawa lucu pun membahana di balai Dusun.
Akhirnya giliran kesenian Calung ditampilkan. Kang Tarsim yang memainkan alat musik kendang dan mang Sartu yang memainkan Gong sudah siap di posisinya. Kamipun masuk panggung dengan memainkan alat musik calung dan diiringi kendang dan Gong lengkap dengan kostum yang seragam dan ikat kepala. Sang Dalang yang masuk lebih dulu berpakaian lain sendiri sementara Darmaji si pelawak sudah lengkap dengan pakaian nyelenehnya dengan Sarung seperti kang Ibing dan muka yang di warnain putih berjingkrak jingkrak di belakang. Suara tepuk tanganpun kembali riuh. Habis berputar beberapa kali mengelilingi panggung, kamipun berhenti. Dilanjutkan dengan hormat, perkenalan. Setelah perkenalan Kang Dalangpun bernyanyi diiringi calung dan gamelan sunda lainnya.
Begitulah kesenian Calung tumbuh di kampung saya. Sayang, belakangan kesenian tersebut mulai hilang karena masyarakat lebih menyukai alat musik modern. Sekarang kesenian tersebut sudah sangat jarang di temui. Dalam Hajatan sekalipun. Masyarakat pada umumnya lebih memilih Jaipong Dangdut ( PONGDUT ) atau orgen tunggal untuk menghibur tamu undangan.

Senin, 05 Maret 2012

Manteman Jihan :)

Haaaai,,,
Asslamualaikuum pemisrra :D
bertemu dengan saya lagi, Dzllin Jihan di blog kesayangan anda+anda *amiin

waktunya memperkenalkan teman" super deket Jihan :) #tattaratttataaaaaaaaaa..

~Bagea Maritas Tiara (Gea)
Gea ini temen Jihan dari kecil. Tapi eh tapiiii karena eh karena Jihan tinggal di Ciamis sedangkan beliau tinggal di Tasikmalaya, so... kita jarang ketemu :(
Tapi setelah Jihan SMP, Jihan pindah ke Tasikmalaya dan kita sekarang selalu bersamasamaaa. ahahaa.. alay dikit ;)
Gea ini temen Jihan yang paling Cantik, Lucu, tapi juga paling t e l m i / t.u.l.a.l.i.t *cantik"koktelmii? -,-. diantara Jihan, Gea sama Vivi yang paling tua tuh die. tapi masalahnya dia yang paling manja :o omigoooosh.. begimana ini ? -_____-"
Tapi gapapa, walau begitu dia tetep sobat Jihan yang paling paling ngerti Jihan O:) lop yu Gea. ahaha :D
ini nih orangnyaa
cantik yaaa :D



~Windi Vivi Alviana (Vivi)
Cerita awalnya juga sama kaya Gea. Langsung aja yak bahas orangnyaa
Ok. Jihan, Gea sama Vivi itu sering jugalah disebut tiga serangkai. hihiii abisnya kan kita selalu bessamaa :D
Vivi itu orang yang paling dewasa deh. baeeek banget, penghibur kalo kita lagi sedih. orangnya paling tinggi.
Dia selalu manjain kitakita (Jihan sama Gea). Dia suka ngalah kalo kita lagi rebutan. aaaaaaa.... beruntung banget Jihan punya dia :*
ini orangnyaaa 
 
unyu yaa orangnya :D

Oia, diantara kita beee3. Jihan looh yang paling kecil (umurnya) badannya juga siih. ahihiii :D
dan inilah kami bersamaaa
gea, jihan, vivi

cukup sekian yaaa kawan"
lop yu cemuaaa :D
see you..
Wassalam

Tertanda, 


Jihan yang baik hati dan tidak sombong :)

Jumat, 02 Maret 2012

Love Always in My Heart

Hai mantemaaaaaan semuanya. Jihan disini lagi belajar jadi penulis hehe.. bantu support yak! ;) silahkan koment sebagai masukan yang baek buat jihan. CerBung ini judulnya Love Always in My Heart *maap kalo salah nulisnya :D nyok langsung aja :)) selamat membacaaaa.



Part1


            Pagi yang cerah ini sangat mendukung dengan suasana hati murid-murid SMA PUTRA PRATIWI yang ceria. Mentari pagi yang mulai menyiramkan sinar panasnya, tak membuat mereka berhenti bersemangat.

         "Vi, Jihan.. tungguin gue napa!" teriak Gea.
         "Eh, gilak ya kalian! Ga kasian apa sama gue dari tadi teriak-teriakan lari-larian ngejar kalian! heuh.." Ucap Gea sambil mendekati Vivi dan Jihan.
         "Sorry deh, ge. Sorry.. kita dari tadi gak tau kalo lu teriak-teriakan kaya orang gila buat manggil kita! Iyakan Ji?" Jawab Vivi
         "Iya Gea cantik! Eh, lu dateng-dateng bukannya ucap salam malah marah-marah gitu. Kemasukan jin apa kamu neng?" kata Jihan sinis.
         "Gapapa aja doong. Yaudah deh, Assalamualaikum temen-temen Gea yang baek" sahut Gea sambil mencium kedua pipi temannya itu.
         "Eh, apa-apaan ini ge? Jijik tauk!" ucap Jihan sambil ngelap pipinya yang tadi dicium Gea.
         "Hehe.. kan kalo sama temen itu kita harus saling menyayangi. Betul ga?" Jawab Gea cengengesan.
         "Iya sih harus saling menyayangi. Tapi bukan gini caranya neng t e l m i!" kata Jihan.
         "Teruss?" jawab Gea singkat.
         "Udah udah udah.. Ga denger apa tadi bel masuk udah bunyi. Sekarang cepet kita masuk kelas, daripada dihukum sama Pak Jody" usul Vivi.
            Akhirnya Jihan, Gea, dan Vivi pun masuk ke kelasnya. Oh yaa.. mereka bertiga itu adalah murid kelas X 1. Mereka punya geng yang dinamakan JKM354.
           Suasana di dalam kelas X 1 memang selalu gaduh. Satu sekolah tau akan hal itu. Sampai ketika guru Bahasa Indonesia mereka masuk, baru mereka bisa diam dan merapatkan mulutnya serapat mungkin. Kelas mendadak sepi seperti di kuburan.
         "Selamat pagi anak-anak!" sapa Pak Jody.
         "Pagi Pak!!" sahut anak-anak kelas X 1.
            Yap.. Pak Jody. Siapa sih yang ga kenal sama Pak Jody guru Bahasa Indonesia super zuper galak dan punya ciri khas kumis yang 'tebal' itu? :D. Semua murid di SMA PUTRA PRATIWI udah tau karakternya Pak Jody, so.. ga ada satupun orang yang berani sama dia kecuali 'Presiden'. Sekali salah, pasti langsung kena semprot *emangdikateape-___-
         "Baik anak-anak. Hari ini kita akan belajar membaca puisi. Semua harus kegiliran membaca puisi di depan kelas ya!"
            Gea yang mendengar ucapan Pak Jody langsung bengong, gak percaya sama apa yang dikatakan Pak Jody.
         "Hah?Puisi?" ucap Gea setengah berbisik.
         "Emang nape Ge? Seru kalii!" Jihan yang sebangku dengan Gea langsung berbisik padanya.
            Perasaan Gea sekarang uda ga karuan, katanya sih GALAU tingkat semesta. Berbeda dengan Gea, Jihan yang bernama lengkap Dzillin Jihan dan Vivi yaitu Windi Vivi Alviana sangat tertarik dengan puisi. Bahkan mereka pernah menjadi juara di sekolahannya.
            Gea memang suka pelajaran Bahasa Indonesia, tapi NO untuk puisi.
          "Udah neng, tenang aja! Ga usah pake wajah 'madesu' gitu kali. Jelek tau jadinya!" Ucap Jihan menenangkan Gea.
          "Iya, Ge. Kamu pasti bisa baca puisinya dengan baik kok. Kita doain deh semoga baca puisinya lancar dan enggak dapet semprotan dari Pak Jody" tambah Vivi.
          "Amin amin amiiin.." jawab Gea dan Jihan.
             Keringet dingin Gea mulai keluar. Apalagi setelah dapet giliran membaca puisi di depan kelas.
          "Ayo Gea! CUPHACABRA!" Jihan dan Vivi memberi semangat.
            Gea pun menghela nafas panjang, dan tersenyum masam.
            Setelah beberapa menit akhirnya Gea selesai membaca puisi. Kemudia Ia duduk di bangkunya kembali.
          "Tuh kan, ge. Gakpapa kan?" Hibur Vivi.
          "Gak papa.. gak papaa.. Jantung gue mau copot tauk!" Ucap Gea sinis sambil ngelap keringet di wajahnya yang cantik itu.
          "Haha.. Lucu kamu Ge! Baca puisi aja kaya yang dikejar sama orang gila kamu" Ucap Jihan sambil ketawa.
            Untuk yang kali ini Gea gak bisa jawab, dia hanya 'manyun'  sambil terus-terusan ngelap keringet yang ada di bagian wajahnya.
          "Ayo.. yang selanjutnya untuk Jihan!"
             Jihan menghela nafasnya, dan memberanikan diri maju ke depan kelas untuk membacakan puisi.
          "Untuk Ibu di seluruh dunia" ucapnya singkat.
             Kemudian dia membacakan sepucuk puisi tentang Ibu.
                                                          Malaikat Tak Bersayap

Sehalus sutra kau membelaiku
Sehangat mentari pagi kau memelukku
Tatapanmu membuat semangat hidupku
Harapku, selamanya bisa denganmu
       Bunga yang kau beri takkan pernah layu
       Disetiap detak jantungku teringat namamu
       Malaikatku ...
       Kau adalah denyut nadiku
Tapi kini awan menjadi mendung
Tubuhmu diam bagai patung
Kau hanya terbaring lemah tak berdaya
Dan dukapun menyeliputi dunia
       Dimana cahayamu berada
       Angin yang kau hembuskan kini tlah tiada
       Semua telah pudar
       Telah sirna dihantam ombak
Malaikatku ...
Aku rindu akan hadirmu
Datanglah dimimpiku nanti
Hanya seuntai doa yang bisa kuberi

          Tepuk tangan yang membuat gaduh kelas X 1 kini terdengar lagi. JIhan yang masih di depan kelas hanya tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Vivi dan Gea yang berada di bangkunya masing-masing mengacungkan kedua jempolnya, tanda mereka bangga pada Jihan.
       "Sukses deh Ji!" ucap Gea sambil senyum yang membuat dirinya tambah cantik.
       "Sumpah, tadi lu keren banget!" Seru Vivi sambil nepuk pundak Jihan.
       "Thanks ya guys" jawab Jihan sambil senyum.
       "Oia, Vi. Bisa gak distop mukul pundak gue? Sakit odoong!" kata Jihan sedikit jengkel.

*teeeet teeeeeeet teeet*
Bel istirahat pun berbunyi.

          Anak-anak JKM354 pun keluar kelas menuju kantin.


~BERSAMBUUNG..

    Ok! Part 1 dicukupkan sekian. Silahkan koment. Terimakasih. Wassalaaam :))